ONELI – Fatia Nur Azzahra adalah seorang penyandang tunadaksa asal Bangka Belitung yang telah menunjukkan prestasi akademik yang cemerlang. Ia berhasil menyelesaikan kuliah S1 di Fakultas Psikologi Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta dengan predikat cumlaude, dengan IPK 3.56. Prestasi ini diraih dalam waktu 3 tahun 8 bulan, menunjukkan dedikasi dan ketekunannya dalam bidang akademik.

Selama masa sekolah menengah atas (SMA), Fatia juga menorehkan prestasi yang gemilang. Ia meraih peringkat 2 di kelas 1 dan peringkat 1 di kelas 2 dan 3. Prestasi ini menjadi bukti bahwa penyandang disabilitas juga mampu bersaing dan berprestasi di bidang akademik.

Motivasi dan Kontribusi Fatia

Fatia memiliki motivasi yang kuat untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap kaum disabilitas. Ia ingin membuktikan bahwa kekurangan fisik tidak menghalangi seseorang untuk berprestasi dan memiliki kemampuan yang setara dengan orang pada umumnya. Fatia juga berharap dapat mengubah pola pikir penyandang disabilitas lainnya, agar tidak menjadikan kondisi berkebutuhan khusus sebagai alasan untuk menyerah. Semua orang, menurut Fatia, memiliki peluang yang sama dalam mengembangkan kemampuan diri hingga mandiri.

Rencana Melanjutkan ke Program S2

Setelah menyelesaikan program S1, Fatia berencana untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pascasarjana atau S2. Namun, sosialisasi penerimaan anggota Polri dari jalur disabilitas mengubah rencananya. Fatia melihat kebijakan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai harapan untuk mencapai cita-citanya yang sempat terkubur, yaitu menjadi seorang polisi wanita (polwan).

Dukungan dari Keluarga dan Polri

Fatia mendapat dukungan penuh dari kedua orang tuanya saat memutuskan untuk mengikuti seleksi Bintara Polri jalur disabilitas. Ayah dan ibunya sangat antusias dan mendukung penuh langkah Fatia untuk menjadi polwan. Kedua orang tua Fatia bahkan mengantarkannya selama masa pendaftaran dan tes, menunjukkan betapa besar harapan mereka terhadap masa depan Fatia.

Polri juga memberikan dukungan dengan merekrut 16 penyandang disabilitas pada penerimaan Bintara Tahun Anggaran 2024. Ini menunjukkan komitmen Polri untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara, termasuk penyandang disabilitas, untuk berkontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.

Pertemuan dengan Irwasum

Pertemuan Fatia dengan Irwasum Komjen Dedi Prasetyo di Sepolwan menjadi momen yang sangat berarti bagi Fatia. Pertemuan ini tidak hanya menunjukkan pengakuan terhadap prestasi dan semangat Fatia, tetapi juga menjadi dorongan bagi Fatia untuk terus berjuang dan berkontribusi di bidang kepolisian. Irwasum memberikan dukungan dan motivasi kepada Fatia untuk terus berkembang dan mencapai cita-citanya.

Kesimpulan

Pertemuan Irwasum dengan Fatia Nur Azzahra di Sepolwan adalah momen yang menginspirasi dan memberikan harapan bagi banyak penyandang disabilitas di Indonesia. Fatia, dengan prestasi akademiknya yang cemerlang dan semangatnya untuk berkontribusi di bidang kepolisian, menjadi contoh nyata bahwa penyandang disabilitas juga mampu berprestasi dan berkontribusi secara signifikan bagi bangsa dan negara. Dukungan dari keluarga dan Polri serta pertemuan dengan Irwasum menjadi langkah awal yang penting bagi Fatia untuk mencapai cita-citanya menjadi polwan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang S2.

You May Also Like

More From Author