ONELI – Baru-baru ini, karangan bunga ucapan selamat memenuhi kantor Perusahaan Film Negara (PFN) menyambut pelantikan Ifan Seventeen sebagai Direktur Utama. Patut dicatat, keputusan ini menyedot perhatian publik mengingat latar belakang Ifan yang lebih dikenal sebagai vokalis band Seventeen ketimbang figur korporat.
Transisi Tak Terduga: Musisi ke Eksekutif
Menariknya, Riefian Fajarsyah – nama asli Ifan – justru menunjukkan antusiasme tinggi terhadap peran barunya. Dalam wawancara eksklusif, ia menegaskan, “Saya berkomitmen membawa inovasi sistemik di PFN, mulai dari produksi hingga distribusi konten.” Pernyataan ini sekaligus menjawab skeptisisme seputar kapasitasnya memimpin BUMN strategis.
Gelombang Dukungan Multisektor
Sejak pengumuman resmi, berbagai tokoh seperti Deddy Corbuzier, Raffi Ahmad, hingga Gubernur Jawa Barat menyemarakkan kantor PFN dengan kiriman bunga. Tidak hanya menjadi simbol dukungan, fenomena ini juga merepresentasikan ekspektasi besar terhadap kepemimpinan Ifan. Di sisi lain, pengamat industri menyoroti perlu adanya roadmap jelas untuk transformasi PFN yang selama ini dinilai tertinggal.
Visi Pembaruan Berbasis Digita
Lebih lanjut, Ifan berencana mengakselerasi digitalisasi dengan tiga strategi inti:
- Membangun platform streaming khusus film dokumenter sejarah
- Mengintegrasikan teknologi virtual reality dalam produksi
- Membentuk kemitraan strategis dengan startup teknologi kreatif
Tak ketinggalan, prioritas akan diberikan pada program inkubasi bagi sineas muda. Misalnya, PFN akan mengalokasikan 20% anggaran tahunan untuk produksi film indie berbasis teknologi hijau.
Harapan dan Tantangan
Dengan demikian, langkah Ifan dianggap sebagai terobosan regenerasi kepemimpinan BUMN. Meski demikian, tantangan nyata tetap mengemuka – mulai dari modernisasi infrastruktur produksi tahun 1980-an hingga reformasi birokrasi internal. Melalui terobosan-terobosan ini, masyarakat pun berharap PFN bisa kembali menjadi ikon kebangkitan film nasional.